Posted by : Yoga Senin, 17 Juni 2013



Masyarakat tengah menunggu pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dari harga saat ini Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter untuk Solar dan Rp 6.500 untuk Premium.

Namun, perubahan harga BBM berubsidi sebenarnya telah menjadi agenda rutin. Siapapun presiden yang menjabat, kenaikan harga BBM bersubsidi selalu dilakukan, entah itu Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, yang membuat perubahan harga BBM bersubsidi itu menjadi momentum yang luar biasa , tak lain adalah nuansa politik yang menyelimutinya.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN yang juga menjadi peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M. Said Didu menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi adalah sesuatu yang biasa. "Artinya, naik turun BBM biasa saja," ujarnya Senin (16/6/2013).

Berikut ini adalah perubahan harga BBM bersubsidi, yang dalam hal ini Premium per liter, sejak era Soeharto hingga SBY:

Soeharto
1991: Rp 150 naik jadi Rp 550
1993: Rp 550 naik jadi Rp 700
1998: Rp 700 naik jadi Rp 1.200

BJ Habibie

1998: Rp 1.200 turun ke Rp 1.000

Abdurrahman Wahid
1999: Rp 1.000 turun jadi Rp 600
2000: Rp 600 naik ke Rp 1.150
2001: Rp 1.150 naik ke Rp 1.450
Megawati Soekarnoputri
2002: Rp 1.450 naik jadi Rp 1.550
2003: Rp 1.500 naik jadi Rp 1.810

SBY
2005: Rp 1.810 naik jadi Rp 2.400
2005: Rp 2.400 naik jadi Rp 4.500
2008: Rp 4.500 naik jadi Rp 6.000
2008: Rp 6.000 turun ke Rp 5.500
2008: Rp 5.500 turun ke Rp 5.000
2009: Rp 5.000 turun ke Rp 4.500

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

This Blog was made by Yoga All Rights Reserved © 2012.. Diberdayakan oleh Blogger.

Donate

Donate Bitcoin

Popular Posts

Clock

Visitor

Blogroll

Blog Archive

- Copyright © Kaibo - Powered by Blogger -