Archive for Mei 2012

Empat Orang Indonesia Bawa Obor Olimpiade London 2012


Empat orang Indonesia berkesempatan membawa api obor Olimpiade London 2012 yang dimulai di kota Manchester pada 24 Juni.
Keempat orang tersebut terpilih berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh Samsung dan LOCOG (Organising Committee of the Olympic and Paralympic Games), kata Liliawati, corporate marketing director Samsung Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Samsung merupakan mitra Olimpiade yang telah mensponsori dan mendukung berbagai kegiatan olahraga internasional,
"Ribuan torch bearer (pembawa obor) berada di seluruh dunia. Samsung mencari orang yang sudah melangkah lebih dari kita semua. Di Indonesia kami telah memilih orang-orang yang inspirasional, yang memiliki banyak kontribusi kepada masyarakat," katanya.
Keempat orang tersebut berasal dari beragam profesi, yakni pengusaha, atlet sepak bola, artis, hingga aktivis. Mereka terdiri dari dua putra dan dua putri, keempat wakil pembawa obor Olimpiade London dari Indonesia ini adalah Sandiaga Uno, Bambang Pamungkas, Wanda Hamidah, dan Ika Trifisusanti.
Sandiaga Uno merupakan milyarder termuda di Asia dan menjadi sosok yang inspirasional melalui kegiatan sosialnya dalam komunitas berlari untuk berbagi. Dia menyatakan bangga terpilih sebagai salah satu wakil Indonesia untuk membawa obor Olimpiade London 2012 yang digelar 27 Juli-12 Agustus.
"Olimpiade merupakan event terbesar olahraga. Kesempatan ini merupakan kehormatan bagi saya. Pastinya, saya akan mempersiapkan diri. Saya akan berlatih beban, karena akan berlari membawa obor Olimpiade," ujarnya.
Sosok pesepak bola yang sangat dikenal di Indonesia, Bambang Pamungkas terpilih menjadi wakil Indonesia dari kalangan olahragawan. "Ini kesempatan buat saya, saya bangga apalagi ini di bidang saya. Saya bangga bisa mewakili komunitas dan sepak bola. Tentu saja ini akan membawa kenangan yang takkan terlupakan bagi saya," ujar Bambang.
Wanda Hamidah terpilih dari kalangan artis yang dinilai memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia serta aktivis muda Ika Trifisusanti yang telah beberapa kali mengikuti kongres Menentang Eksploitasi Seksual Anak baik di Asia Tenggara maupun dunia.
Kamis, 31 Mei 2012
Posted by Yoga
Tag :

Skydrive Akan Segera Tersedia Untuk Android


Menurut keterangan rahasia, aplikasi SkyDrive untuk Android kini sedang dalam pengembangan. Informasi yang diperolehnya ketika ia membacanya dalam dokumen dari folder publik anggota tim SkyDrive. Terdapat detil mengenai bagaimana aplikasi ini akan beroperasi atau bagaimana tampilan yang akan terlihat.
Namun, tampaknya ada fitur baru yang akan masuk, yaitu Recycle Bin. Fitur ini ditambahkan untuk tujuan cadangan, ketika pengguna menghapus file atau membutuhkan versi dokumen yang lebih awal, cadangan akan tersedia untuk mengembalikan dokumen tersebut. Seharusnya, fitur ini akan tersedia untuk semua SkyDrive, termasuk aplikasi layanan mobile dan desktop.
Jika informasi yang bocor ini bisa dipercaya, aplikasi Android SkyDrive akan segera keluar pada akhir Juli. Apakah akan lebih nyaman digunakan daripada Dropbox atau Google Drive? Hanya waktu yang akan memberitahu
Posted by Yoga
Tag :

Smartfren Kian Jor-joran Jualan Data



Bukan lagi layanan voice dan SMS yang menjadi primadona operator telekomunikasi. Hal ini pula yang dianut Smartfren. Operator CDMA itu berambisi menambah hingga 2 juta pelanggan data di sepanjang tahun 2012 yang tersisa.

"Target kita bisa menambah 2 juta pelanggan data. Sehingga total Smartfren bisa menggaet 3,8 juta. Peneterasi data di tempat kami memang cepat dan tidak terbendung," tukas Deputi CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, di Plasa Senayan, Rabu (30/5/2012).

Djoko pun mengklaim sampai saat ini pemasukan Smartfren dari data mencapai 65%. Bahkan dia berani menargetkan kontribusi data akan mencapai 75% hingga akhir tahun ini.

Besarnya pemasukan dari data tersebut membuat Smartfren pun semakin jor-joran. Djoko mengatakan, dari 9 kanal yang dimiliki oleh pihaknya, 7 kanal akan diperuntukkan bagi data. Penyebaran teknologi EVDO rev B pun akan terus digenjot ke seluruh Indonesia.

"Kita sudah leading di data, maka kita ingin terus pertahankan. Menurut data pasar, dari 10 dongle yang terjual, 6 ribu pasti pilih Smartfren. Boleh dicek itu ke toko-toko," klaimnya.
Rabu, 30 Mei 2012
Posted by Yoga
Tag :

AMD APU Seri A Terbaru Meraih Penghargaan Best Choice dalam COMPUTEX TAIPEI Award 2012


Jakarta - 30 Mei 2012  AMD hari ini mengumumkan AMD APU seri A (Accelerated Processing Units) sebagai pemenang penghargaan Best Choice dalam  COMPUTEX TAIPEI Award 2012, yang merupakan kemenangan kedua berturut-turut untuk produk keluarga AMD APU.
Penghargaan ini diberikan oleh Taipei Computer Association (Asosiasi Komputer Taipei), yang merupakan penggerak acara tahunan ini dan organisasi teknologi terkemuka di Taiwan.
Generasi kedua AMD APU seri A mengombinasikan arsitektur CPU multi-core x86 terbaru dengan grafis AMD Radeon seri HD 7000 untuk memberikan peningkatan kinerja produktivitas aplikasi sampai dengan 29% (dibandingkan dengan generasi pertama AMD APU seri A), peningkatan kinerja grafis sampai dengan 56%, serta memberikan daya tahan baterai hingga 12 jam.1 Fitur unik yang dimilikinya memungkinkan peningkatan di area yang paling penting bagi konsumen saat ini, termasuk dalam hal hiburan, bermain game dan mobilitas, melalui ekosistem aplikasi APU-accelerated yang bertumbuh.
“Kami merasa terhormat menerima penghargaan bergengsi dari Asosiasi Komputer Taipei untuk dua tahun berturut-turut,” kata Chris Cloran, Corporate Vice President, AMD Client Products. “Sambutan pasar yang luar biasa serta penghargaan dari industri yang diberikan untuk AMD APU seri A menunjukkan bahwa AMD secara unik memenuhi kebutuhan konsumen kami dan generasi baru pembeli PC.”
Produk AMD dan produk penerima penghargaan lainnya akan dipamerkan di Paviliun Best Choice Award oleh Asosiasi Komputer Taipei pada pameran Computex 2012 mendatang. Selain itu, pameran produk AMD akan terletak di booth #L0607 di ruang pameran TWTC Nangang.
Bagi para pengembang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai APU dan heteregonitas komputasi, AMD akan mengadakan AMD Fusion Developer Summit (AFDS) kedua pada 11-14 Juni di Bellevue, Washington. Para peserta konferensi dapat terlibat dalam sesi interaktif serta terjun langsung ke laboratorium guna memperdalam pengetahuan mereka mengenai kemampuan program APU dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana aplikasi peranti lunak tersebut dapat mengambil keuntungan penuh dari kekuatan pemrosesan pararel APU.
Posted by Yoga
Tag :

Resident Evil 6 yang Semakin Horor


Memang sudah kodratnya kalau game Resident Evil itu selalu tampil menyeramkan. Di seri terbaru game ini, Capcom menambahkan beberapa fitur yang membuatnya semakin menegangkan.

Resident Evil 6 memang salah satu game yang paling dinanti di 2012. Game ini masih menceritakan kisah kepahlawanan Leon Kennedy dan Chris Redfield dalam menaklukan monster-monster yang tercipta dari senjata kimia.

Game ini rencananya akan dirilis pada 20 November 2012 untuk PlayStation 3 dan Xbox 360, kemudian baru disusul versi komputer yang belum jelas tanggal perilisannya.

"Ini adalah game paling ambisius, mendalam, kaya fitur serta menampilkan pengalaman horor yang belum pernah ada di seri sebelumnya," janji Capcom, Rabu (11/4/2012).

Rasa penasaran terhadap terhadap game ini pun kian menjadi-jadi setelah Capcom membeberkan video trailer terbaru Resident Evil 6. Seperti apa? Silahkan buffer video di bawah ini.


Posted by Yoga
Tag :

Intel® Core™ vPro™ Generasi Ketiga Hadirkan Peningkatan Kinerja dan Manajemen IT


Platform prosesor Intel® Core™ vPro™ generasi ketiga telah hadir untuk memberikan  peningkatan keamanan, kinerja, dan  keunggulan  form factor bagi pengguna bisnis dan perangkat sistem cerdas sehingga mereka dapat berkomputasi dengan lebih percaya diri.
“Dengan platform prosesor Intel Core vPro generasi ketiga ini, Intel memimpin dunia menuju era baru,  menghadirkan  solusi komputasi yang komprehensif dan mudah dikelola bagi pelaku bisnis yang memungkinkan mereka menghadapi ancaman keamanan sementara tetap memberikan kebutuhan fleksibilitas dan keunggulan form factor bagi pengguna,” ujar Rick Echvarria, Vice President Intel Architecture Group dan General Manager, Business Client Platform Division.
Versi terbaru platform prosesor Intel Core vPro juga menyertakan Intel ® OS Guard dan Intel ® Secure Key.  Penggunaan Intel® Secure Key dengan Intel® AES New Instructions akan melindungi media,  sementara  Intel OS Guard  mampu  mendeteksi dan mencegah malware.
Keluarga prosesor Intel Core vPro menyertakan Intel ® Active Management Technology (Intel® AMT) untuk mengatur masalah komputasi jarak jauh. Pelaku bisnis dari berbagai industri dapat menggunakan Intel AMT untuk  tujuan  penghematan daya, pengelolaan jarak jauh, dan kontrol inventori.
Sebagai tambahan, keluarga prosesor Intel Core vPro generasi ketiga menghadirkan peningkatan yang signifikan dalam hal kinerja komputasi, serta kemampuan media dan grafik pada perangkat sistem cerdas untuk memenuhi kebutuhan aplikasi komputasi yang intensif di bidang ritel, pabrik, dan industri kesehatan.
Posted by Yoga
Tag :

Fenomena Transit Planet Venus




Para astronom bersiap-siap melihat transitnya planet Venus, fenomena yang sangat jarang terjadi untuk melihat planet ini lewat di depan Matahari dan bisa terlihat dari Bumi. Venus akan melakukan perlintasan ini pada 5-6 Juni — peristiwa ini baru akan terjadi lagi pada 2117.

Posted by Yoga
Tag :

Sejarah Muhammad Al-Fatih



muhammad-al-fatih
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab-Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada hadits Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas.
Upaya pertama dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M, namun gagal dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari ra. gugur. Sebelumnya Abu Ayyub sempat berwasiat jika ia wafat meminta dimakamkan di titik terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para sahabatnya berhasil menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok benteng Konstantinopel di wilayah Golden Horn.
Generasi berikutnya, baik dari kekhalifahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah hingga Turki Utsmani pada masa pemerintahan Murad II ayah Muhammad II juga gagal menaklukkan Byzantium. Salah satu peperangan Murad II di wilayah Balkan adalah melawan Vlad Dracula, seorang tokoh Crusader (Perang Salib) yang bengis dan sadis. Selama 800 tahun kegagalan selalu terjadi, hingga anak Sultan Murad II yaitu Muhammad II naik tahta Turki Utsmani.
Sejak Sultan Murad I, Turki Utsmani dibangun dengan kemiliteran yang canggih, salah satunya adalah dengan dibentuknya pasukan khusus yang disebut Yanisari. Dengan pasukan militernya Turki Utsmani menguasasi sekeliling Byzantium hingga Constantine merasa terancam, walaupun benteng yang melindungi –bahkan dua lapis– seluruh kota sangat sulit ditembus, Constantine pun meminta bantuan ke Roma, namun konflik gereja yang terjadi tidak menelurkan banyak bala bantuan.
muhammad-al-fatih1Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II atau disebut juga Mehmed II bersama gurunya, syaikh Aaq Syamsudin, beserta pasukannya dibawah komando Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Byzantium dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam buatan Urban –teknologi baru pada saat itu– Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk Islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Constantine XI Paleologus menjawab tetap mempertahankan kota dengan dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.
Kota dengan benteng 10m-an tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 m. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Konstantinople atau Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah pasukan Constantine mampu mempertahankan celah tersebut dan dengan cepat menumpuk kembali hingga tertutup. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
29 Mei, setelah sehari istirahat perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan Yanisari. Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Islam, Yahudi ataupun Kristen. Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.
Makanya karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, Muhammad II kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”. Artinya “Sang Pembebas”. Barangkali karena para pelaku sejarah sebelumnya tidak pernah berhasil melakukannya, meski telah dijanjikan nabi SAW.
Namun orang barat menyebutkan The Conqueror, artinya Sang Penakluk. Ada kesan bila menggunakan kata “Sang Penakluk” bahwa beliau seolah-olah penguasa yang keras dan kejam. Padahal gelar yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah Al-Fatih. Berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Kata ini terkesan lebih santun dan lebih beradab. Karena pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam.
istanbul-hagia-sophiaToleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah –terutama sekolah untuk kepentingan administratif kota– secara gratis, siapa pun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, bahkan rumah diberikan gratis kepada para pendatang yang bersedia tinggal dan mencari nafkah di reruntuhan kota Konstantinople atauByzantium tersebut. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi nama Islambul yang berarti“Kota Islam”. Tapi kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal menjadi Istanbul. Dan pencarian makam Abu Ayyub sahabat Nabi dilakukan hingga ditemukan dan dilestarikan.
Dan kini Hagia Sophia yang megah berubah fungsi menjadi museum. Jika sahabat semua berkesempatan ke Turki singgahlah kesini.
Posted by Yoga
Tag :

Sejarah Assassins [hasyasyin]

Dalam Syi’ah, perpecahan terjadi diantara para ekstrimis dan moderat setelah wafatnya Ja’far Shadiq pada 765, imam yang keenam setelah  Ali. Pada waktu itu, anak yang tertua Ja’far adalah Ismail. Karena alasan-alasan yang belum jelas, dan barangkali karena kerja samanya dengan elemen-elemen ekstrimis, Ismail tidak dianggap sebagai pewaris keimaman, dan sebagian besar orang Syiah menjadikan adiknya yakni Musa al-Kazim sebagai Imam ketujuh. Garis keturunan Musa bersambung hingga imam kedua belas yang menghilang pada 873, beliau tetap menjadi imam ‘yang dinantikan’ atau imam Mahdi, bagi sebagian besar orang-orang Syi’ah saat ini. Para pengikut  keduabelas imam tersebut terkenal dengan nama Itsna Asyariyah atau Twelver Syiah yang merupakan  sekte yang paling moderat di antara  sekte yang lain. Perbedaan mereka dari Sunni hanya sebatas pada pokok-pokok ajaran  tertentu saja yang pada tahun-tahun terakhir menjadi tidak signifikan lagi. Sejak abad XVI sekte Syiah  Itsna syariyah menjadi  anutan resmi penduduk Iran (Bernard Lewis, 1967: 26. 

Kelompok yang lain mengikuti Ismail dan keturunannya, dan dikenal sebagai  Ismailiyah. Untuk sekian lama bekerja secara diam-diam, dan mendirikan sebuah sekte yang terorganisir dengan baik dan memiliki daya tarik intelektual maupun emosional yang jauh melampaui saingan-saingannya. Untuk mengganti semrawutnya dugaan-dugaan dan takhayul primitif dalam sekte-sekte Ismailiyah yang terdahulu, sejumlah teolog terkemuka membangun sebuah sistim doktrin religius yang mengandung filsafat tingkat tinggi dan mengarang berbagai karya yang, setelah beberapa abad kemudian masih diakui kehebatannya. Bagi orang-orang saleh, sekte Ismailiyah sebenarnya juga menghormati al-Qur’an, hadits, dan Syari’ah sama halnya dengan yang dilakukan oleh orang-orang Sunni. Dalam masalah intelektual, mereka memberikan penjelasan-penjelasan filosofis mengenai alam semesta, dengan merujuk pada sumber-sumber kuno khususnya ide-ide platonik. Dalam masalah spiritual membawa  kehangatan, kepercayaan emosional dan personal yang disokong oleh contoh penderitaan para imam dan pengorbanan para pengikutnya —pengalaman tentang gairah dan pencapaian  kebenaran.  Kepada orang-orang yang tidak puas terhadap penguasa, mereka menawarkan daya tarik sebuah gerakan oposisi yang kuat, tersebar luas, dan terorganisir dengan baik, yang tampaknya mampu menawarkan kemungkinan untuk menggulingkan penguasa yang ada, dan membangun sebuah tatanan masyarakat baru yang adil, dipimpin oleh Imam –pewaris nabi yang dipilih oleh Tuhan dan satu-satunya pemimpin  yang paling tepat untuk seluruh manusia.    

Dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa pada masa sepeninggal al-Mustansir (1035-1094M), gerakan Ismailiyah mengalami perpecahan serius dengan adanya dua kelompok yang berada di belakang kedua putra Al-Mustansir yakni Nizar dan Al-Musta'li. Kelompok Nizar cendrung ekstrem dan aktif, basis gerakannya di Suriah dan Persia. Kelompok Nizar inilah yang menjadi cikal bakal dari kelompok Hasyasyin yang menentang kepemimpinan Fatimiyyah, bahkan Nizar mem proklamirkan dirinya sebagai khalifah yang syah dengan gelar Al-Musthafa li Din Allah (Ajid Thahir, 2004: 121-122). Kelompok Nizariyah dapat ditumpas kekuatannya oleh Khalifah Al-Musta’li. Sedangkan Kelompok Al-Musta’li lebih moderat, mereka adalah leluhur dari kelompok spiritual Ismailiyah Bohra di Bombay India (Bosworth, 1993: 73).

Sejarah Assassins
Assassins atau hasyasyin, begitulah sebutannya. Kata inilah yang kemudian populer saat terjadinya perang Salib, dan di Barat kata ini dibawa oleh Marco Polo, serta dipopulerkan oleh Edward Burman (1987) dan Bernard Lewis. Dalam sejarahnya, hasyasyin merupakan satu kelompok sempalan dari sekte Syiah Ismailiyyah. Hitti dalam bukunya tidak menyebutkan kata assassins, tetapi hasyasyin. Gerakan ini merupakan gerakan sempalan dari ajaran Ismailiyyah yang berkembang pada dinasti Fathimiyyah, Mesir. Hassan Sabbah (w. 1124) adalah pendirinya dan para anggota hasyasyin menyebut gerakan mereka sebagai da’wah jadidah (ajaran baru). Menurut Hitti, Hassan Sabbah mengaku sebagai keturunan raja-raja Himyar di Arab Selatan. Menurutnya motif gerakan ini murni memuaskan ambisi pribadi, dan dari sisi keagamaan sebagai alat untuk balas dendam (Philip K. Hitti, 2010: 565). Hassan Sabbah dilahirkan di kota Qumm, salah satu pusat perkampungan Arab di Persia dan benteng orang-orang Syi’ah Itsna Asyariyah. Ayahnya, seorang pengikut Syiah Itsna Asyariyah, datang dari Kufah, Iraq, dan dikatakan sebagai orang asli Yaman. Tanggal kelahiran Hasan tidak ketahui, namun barangkali sekitar pertengahan abad XI. Ketika dia masih kecil, ayahnya pindah ke Rayy –kota modern di dekat Tehran, di sana Hasan mendapatkan pendidikan agamanya. Rayy merupakan pusat aktivitas para dai semenjak abad IX dan tak lama kemudian Hasan mulai terpengaruh oleh mereka (Philip K. Hitti, 2010: 565).

Alamut merupakan basis pertahanan dari hasyasyin. Benteng ini dibangun di atas punggung bukit di puncak sebuah gunung batu yang tinggi pada jantung pegunungan Elburz, serta mempunyai sebuah lembah yang tertutup dan kuat, yang panjangnya sekitar 30 mil, dan  luasnya 3 mil. Tinggi gunung tersebut sekitar 6000 kaki di atas permukaan laut, dan hanya bisa dicapai melalui sebuah jalan sempit, curam dan berliku. Untuk mendekati batu tersebut orang harus melalui jurang sempit di sungai Alamut, yang terletak diantara jurang tegak lurus dan kadang menggantung.

Istana tersebut dikatakan telah dibangun oleh salah seorang raja Daylam. Ketika dia sedang keluar untuk berburu dia kehilangan burung Elang piarannya yang ternyata hinggap di gunung batu tersebut. Raja melihat nilai strategis posisi gunung batu tersebut dan saat itu pula dia membangun sebuah istana di atasnya. Dia memberi nama istana tersebut Aluh Amut yang dalam bahasa orang-orang Daylam berarti ajaran burung Elang.

Alamut, sebagai benteng pertahanan yang dimiliki oleh hasyasyin dipandang mempunyai peranan penting dalam melakukan serangan-serangan mendadak ke berbagai arah yang mengejutkan benteng-benteng pertahanan lawan. Dalam berbagai upayanya untuk mencapai tujuan, mereka menggunakan pisau-pisau belati yang indah, yang menjadikan pembunuhan sebagai seni. Organisasi rahasia mereka, yang didasarkan atas ajaran Ismailiyyah, mengembangkan agnostisisme yang bertujuan untuk mengantisipasi anggota baru dari kekangan ajaran, mengajari mereka konsep keberlebihan para nabi dan menganjurkan mereka agar tidak mempercayai apa pun serta bersikap berani untuk menghadapi apa pun. Di bawah mahaguru ada tingkatan guru senior yang masing-masing bertanggung jawab atas setiap daerahnya. Di bawahnya, ada dai-dai biasa, sedangkan tingkatan yang paling rendah adalah para fida’i yang selalu siap sedia melaksanakan setiap perintah sang Mahaguru (syekh, the elder, orang tua) (Philip K. Hitti, 2010: 565).

Hasyasyin juga cukup dikenal di dunia Barat. Persentuhannya dengan Barat, menurut Lewis, dimulai ketika belati mereka tertancap pada Conrad of Montferrat, raja  kerajaan Latin Yerusalem. Pembunuhan tersebut, menurut Lewis, menimbulkan kesan yang mendalam pada para pasukan perang salib, dan mayoritas kronikus perang salib III mempunyai  pengungkapan sesuatu mengenai sekte yang menakutkan tersebut,  dan keyakinan serta cara-caranya yang aneh, serta pemimpin mereka yang mengagumkan. “Saya  mengaitkan beberapa hal pada si syekh (the elder) ini” kata penulis kronik Jerman, Arnold of Lubbeck, “yang tampak menggelikan namun dapat saya buktikan dengan bukti-bukti serta saksi-saksi yang terpercaya. Mahaguru ini mempunyai ilmu sihir yang dapat membikin kagum banyak orang di negerinya, yang membuat mereka tidak  menyembah dan tidak pula percaya kecuali kepadanya. Dia memikat mereka juga dengan cara yang aneh, seperti memberi harapan-harapan, janji-janji kesenangan dan kebahagiaan abadi, yang  membuat mereka lebih memilih mati  untuk mendapatkannya. Bahkan banyak diantara mereka yang akan terjun dari dinding yang tinggi yang akan menghancurkan kepala mereka dan membuat mereka mati dengan cara yang amat mengerikan, hanya dengan  aba-aba anggukan kepala atau  perintahnya. Ketika beberapa diantara mereka lebih memilih mati dengan cara ini —membunuh seseorang dengan keahliannya dan kemudian mereka akan membunuh diri mereka hingga sekarat dalam keberkatan—, sang mahaguru memberikan mereka belati yang disiapkan secara khusus untuk prosesi ini,  dan kemudian dia memberi semacam obat yang dapat membuat mereka mabuk serta lupa, kemudian mereka ditunjukkan, dengan magisnya, pada mimpi-mimpi yang fantastis, penuh kesenangan, atau semacam itu. Tidak hanya berhenti di situ saja, sang mahaguru menjanjikan bahwa mereka akan menikmati kebahagiaan seperti itu selamanya sebagai balasan perbuatan yang telah mereka lakukan” (Bernard Lewis, 1967: 4).

Menurut Lewis, bagi para korbannya, para hasyasyin adalah orang-orang kriminal fanatik yang bergerak dalam konspirasi pembunuhan melawan agama dan masyarakat. Bagi para pengikut Ismailiyah, mereka adalah korps  elit yang berperang melawan musuh-musuh  imam; dengan   menjatuhkan para penindas dan perebut kekuasaan, mereka memberikan bukti nyata akan kepercayaan dan loyalitas mereka, serta  segera memperoleh  kebahagiaan yang abadi. Orang-orang Ismailiyah sendiri menggunakan istilah fidai —yang secara kasar berarti pengikut setia— untuk  menyebut pasukan pembunuh mereka, dan sebuah syair Ismailiyah yang indah memuji keberanian dan kesetiaan total mereka. Dalam sebuah kronik lokal Ismailiyah di Alamut, yang ceritakan oleh Rashid ad-Din dan Kashani, ada sebuah daftar pujian untuk pembunuhan-pembunuhan, yang juga menyertakan nama-nama korban beserta para pembunuhnya ((Bernard Lewis, 1967: 48).

Dari segi bentuk, orang-orang Ismailiyah merupakan sebuah masyarakat rahasia, yang mempunyai sistem sumpah, inisiasi serta tingkatan-tingkatan pangkat dan pengetahuan. Rahasia-rahasia mereka terjaga dengan baik, dan informasi mengenai mereka terpisah-pisah serta membingungkan. Orang-orang ortodoks yang suka berpolemik melukiskan orang-orang Ismailiyah sebagai gerombolan orang-orang nihilis palsu yang menipu korban-korbannya melalui tahapan-tahapan penistaan yang terus menerus, dan pada akhirnya memperlihatkan hal-hal yang amat buruk kepada orang-orang yang tidak mempercayai mereka. 

Para penulis Ismailiyah melihat sekte ini sebagai penjaga misteri yang suci yang hanya bisa dicapai setelah melalui rangkaian panjang persiapan serta proses.  Istilah yang umum dipergunakan untuk organisasi sekte ini adalah da’wa  (dalam bahasa Persianya Da’vat), yang berarti missi atau ajaran; agen-agennya adalah para dai atau missionaris —secara literal berarti penyeru atau pengajak— yang merupakan suatu jabatan kependetaan melalui pengangkatan. Dalam laporan-laporan Ismailiyah belakangan mereka dibagi keberbagai macam tingkatan  dai, guru, murid  –tingkatan  rendah atau  tinggi-, sedangkan di bawah mereka adalah mustajib —secara literal berarti simpatisan atau responden, yang merupakan murid yang paling rendah— tingkatan yang paling tinggi adalah hujjah (dalam bahasa Persianya Hujjat),  dai senior. Kata jazirah ‘pulau’, digunakan untuk menunnjukkan teritorial atau yurisdiksi etnik yang diketuai oleh seorang dai (Bernard Lewis, 1967: 49).

Gambaran yang dideskripsikan oleh Lewis di atas sangat menarik, karena hal seperti ini pula sebenarnya yang memacu seseorang untuk melaksanakan jihad fi sabilillah dengan mengangkat pedang. Penjelasan mengenai surga —seperti yang dipaparkan dalam al-Qur’an— yang  di dalamnya terdapat sungai anggur, madu, dan susu, perempuan-perempuan cantik, serta kebun-kebun yang belum pernah dilihat di mata disuguhkan secara konkrit oleh sang mahaguru, sehingga pemuda yang disiapkan menjadi hasyasyin benar-benar percaya dan tidak memiliki alasan untuk tidak percaya bahwa itulah surga. Dan memang pada masa perang salib, hal ini memberikan kesan yang mendalam mengenai taktik dan strategi hasyasyin dalam meneror dan membunuh target-target yang menjadi korbannya. Dan tidak itu saja, Lewis mensinyalir bahwa hasyasyin juga sering disewa oleh orang-orang Barat untuk membunuh musuh-musuhnya. Dalam setiap pembunuhan yang mereka lakukan, baik di persia maupun di Syiria, para Hasyasyin selalu menggunakan belati; tidak pernah memakai racun atau peluru meskipun dalam banyak kesempatan hal itu akan membuat pembunuhan menjadi lebih mudah dan lebih aman. Menurut Lewis, seorang Hasyasyin hampir pasti selalu tertangkap, dan biasanya mereka memang tidak berusaha melarikan diri; bahkan ada anggapan bahwa selamat setelah melaksanakan tugas merupakan suatu hal yang memalukan. Seorang pengarang Barat abad XII mengatakan: “ketika kemudian ada beberapa orang di antara mereka yang memilih mati dengan cara ini… dia sendiri (baca: sang ketua) akan memberi mereka pisau yang menurutnya memang disiapkan untuk itu…”(Bernard Lewis, 1967: 47). Hal ini dikarenakan sang hasyasyin benar-benar mengharapkan surga.

Sisa-sisa Hasyasyin Saat Ini (Abad XIX-XX)
Bagaimana keadaan sekte ini pada saat ini? Lewis dalam buku Assassins mengungkapkan bahwa pada 1833, dalam Journal of The Royal Geographical Society, seorang pegawai British yang dikenal dengan Colonel W. Monteith dalam perjalanannya telah sampai pada pintu masuk lembah Alamut, tetapi belum benar-benar sampai  atau mengenali istana tersebut. Lebih jauh dia menuliskan bahwa hal ini kemudian berhasil dilakukan oleh seorang saudara W. Monteith, Lieutenant Colonel (sir) Justin Sheil, yang laporannya diterbitkan pada jurnal yang sama tahun 1838. Seorang pegawai British yang ketiga yang bernama Stewart mengunjungi istana tersebut beberapa tahun kemudian. Setelah itu, baru satu abad kemudian penelitian mengenai Alamut dimulai lagi.

Data ini kemudian Lewis perkuat dengan mengatakan bahwa, pada 1811, Rousseau, konsul dari Aleppo, dalam sebuah perjalanan ke Persia menyelidiki pengikut Ismailiyah dan kaget saat mengetahui bahwa di kota tersebut masih banyak yang masih setia pada seorang imam yang bergaris keturunan Ismail. Nama imam tersebut adalah Shah Khalilullah, ia tinggal di sebuah desa yang bernama Kehk, dekat Qumm, yang terletak diantara Tehran dan Isfahan. Menurut Rousseau, Shah Khalilullah hampir dianggap sebagai tuhan oleh para pengikutnya, dan dianggap memiliki mu’jizat, dan mereka terus menerus mempersembahkan harta kekayaan  dari harta benda milik mereka dan seringkali mereka menjulukinya sebagai khalifah. Bahkan banyak pengikut Ismailiyah yang berada di India, mereka  secara reguler datang ke Kehk melalui pinggiran sungai Gangga dan Indus untuk menerima berkah dari imam mereka, sebagai balasan kebaikan dan sumbangan mereka (Bernard Lewis, 1967: 14). 

Pada tahun 1825 seorang pelancong Inggris, J.B. Fraser mengkonfirmasikan keberadaan pengikut Ismailiyah di Persia dan ketaatan mereka kepada para pemimpinnya, meski mereka tidak lagi mempraktekkan pembunuhan dengan perintah para pemimpinnya;  namun hingga saat ini Shah atau pemimpin sekte tersebut dipuja secara membabi buta oleh para pengikutnya yang masih tersisa, meskipun kegiatannya benar-benar sudah berbeda dengan karakter sekte pada awalnya. Ada juga beberapa pengikut sekte ini yang bertempat tinggal di India, yang  masih setia pada pemimpinnya. Pemimpin yang dahulu, Shah Khalilullah telah terbunuh di Yazd beberapa tahun sebelumnya (tahun 1817), oleh para pemberontak yang melawan gubernur. Dia  kemudian digantikan –dalam kapasitas keagamaannya— oleh salah seorang anaknya yang mendapatkan penghormatan serupa dari sekte tersebut.

Lebih jauh, Lewis mengungkapkan bahwa pada Desember 1850 sebuah kasus pembunuhan yang besar disidangkan pada pengadilan kriminal di Bombay  empat orang tergeletak dan terbunuh di jalan pada siang hari bolong, yang merupakan akibat adanya perbedaan pendapat dalam komunitas keagamaan tempat mereka berada. Sembilan belas orang diadili dan empat dari mereka divonis mati dan digantung. Para korban serta para penyerangnya dikenal sebagai orang-orang Khoja; sebuah komunitas kecil, kebanyakan terdiri dari pedagang di daerah Bombay dan beberapa bagian lain di India.

Kejadian tersebut dipicu oleh sebuah perselisihan yang telah berlangsung selama dua puluh tahun lebih. Kejadian tersebut dimulai pada 1827, ketika sebuah kelompok Khoja menolak untuk membayar Upeti kepada pemimpin sekte mereka yang tinggal di Persia. Pemimpin tersebut adalah putera dari Shah Khalilullah, yang menggantikan ayahnya yang terbunuh pada 1817. Pada 1818 Syah Persia menunjuknya menjadi gubernur Mahallat dan Qumm, dan memberinya gelar Aga Khan. Dengan gelar inilah dia beserta keturunannya  dikenal secara luas. Menghadapi penolakan tiba-tiba yang dilakukan oleh para pengikutnya di India untuk membayar kewajiban-kewajiban keagamaan mereka, Aga Khan mengirimkan utusan khusus dari Persia ke Bombay agar mereka kembali ke dalam kelompok. Turut serta dalam utusan tersebut nenek Aga Khan yang akan berpidato pada para pengikut Khoja di Bombay untuk memperoleh kembali kesetiaan mereka. Mayoritas komunitas Khoja masih setia kepada pemimpin mereka, tetapi ada sekelompok kecil yang masih tetap bersikukuh pada sikap menentang dan menegaskan bahwa mereka tidak mempunyai kewajiban untuk patuh terhadap Aga Khan dan tidak mengakui bahwa komunitas Khoja masih terikat dengannya. Dampak konflik tersebut melahirkan ketegangan dalam komunitas Khoja dan berpuncak dengan pembunuhan di tahun 1850.

Pada saat itu Aga Khan sendiri telah meninggalkan Persia, karena dia tidak berhasil memimpin sebuah pemberontakan melawan Shah, dan setelah tinggal sebentar di Afghanistan, ia kemudian berlindung di India. Jasanya kepada  kepada orang-orang Inggris di Afghanistan dan Sind membuatnya memperoleh  terima kasih dari mereka. Setelah pada awalnya tinggal  di Sind dan kemudian di Calcuta, dia akhirnya tinggal di Bombay dimana dia mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin komunitas Khoja. Kendati demikian ada beberapa orang yang tidak setuju yang kemudian menentangnya, orang-orang tersebut menggunakan sarana-sarana hukum untuk mengalahkannya. Setelah mengadakan persiapan, pada bulan april 1866, kelompok penentang itu mengajukan berkas-berkas tuntutan perkara kepada pengadilan tinggi di Bombay, dengan tuntutan agar Aga Khan dilarang melakukan  intervensi terhadap urusan-urusan serta hak milik komunitas Khoja.

Masalah ini ditangani oleh Hakim Ketua Sir Joseph Arnould. Hearing berlangsung selama 25 hari, dan melibatkan hampir seluruh elemen pengadilan. Kedua kelompok mengajukan argumentasi-argumentasi serta  berkas-berkas perkara, penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan oleh pengadilan cukup luas dan mendalam, baik dalam aspek sejarah, garis keturunan, teologi dan hukum. Aga Khan sendiri memberikan kesaksian dan mengemukakan bukti-bukti tentang keturunannya. Pada tanggal 12 November 1866 Sir Joseph Arnould menyampaikan keputusan. Komunitas Khoja Bombay, menurutnya, merupakan bagian dari komunitas besar Khoja di India yang ajarannya berasal dari Ismailiyah yang merupakan cabang dari Syiah; mereka adalah sebuah sekte  yang para leluhurnya berasal dari Hindu, yang telah berpindah keyakinan  ke dalam kepercayaan Syiah Ismailiyah; serta selalu dan masih  terikat hubungan kesetiaan spiritual terhadap para imam Ismailiyah. Mereka   telah dijadikan pengikut pada 400  tahun yang lalu oleh dai-dai Ismailiyah dari Persia, dan  tetap berada di bawah pengaruh otoritas spiritual  imam-imam Ismailiyah, yang imam terakhirnya adalah Aga Khan. Para imam tersebut keturunan dari para raja Alamut, dan melalui mereka, menjadi keturunan Khalifah Fathimiyah di Mesir, dan akhirnya keturunan Nabi SAW. Pengikut mereka pada  abad pertengahan  terkenal dengan nama Hasyasyi. 

Tampaknya Lewis sangat percaya dengan keputusan Arnould yang dengan didukung oleh data-data dan argumentasi historis yang kuat, kemudian secara legal mengukuhkan status komunitas Khoja sebagai bagian dari Ismailiyah, bahwa Ismailiyah  merupakan keturunan dari para Hasyasyin, dan Aga Khan sebagai pemimpin spiritual Ismailiyah dan keturunan dari imam-imam Alamut. 

Keputusan Arnould juga menimbulkan perhatian terhadap eksistensi komunitas Ismailiyah di daerah-daerah lain di seluruh dunia, orang-orang yang sebenarnya tidak mengakui Aga Khan sebagai pemimpin mereka. Kelompok-kelompok ini biasanya merupakan kelompok  minoritas, berada di daerah terpencil dan terisolasi, sulit dicapai dari manapun, suka menyembunyikan pudarnya kepercayaan dan hilangnya karya-karya tulis mereka. Beberapa tulisan dalam bentuk manuskrip  sampai ke tangan para sarjana. Pada awalnya kesemuanya datang dari Syiria –wilayah pertama yang menjadi pusat perhatian orang-orang Barat modern untuk menyelidiki Ismailiyah, baik pada era modern maupun pada abad pertengahan. Yang lain kemudian menyusul, dari berbagai wilayah yang berbeda-beda. Pada tahun 1903, seorang pedagang Italia, Caproti, membawa sekitar 60-an manuskrip Arab dari San’a, di Yaman, yang menjadi  kumpulan buku pertama yang disimpan di perpustakaan Ambrosiana, di Milan. Dalam pemeriksaan,  mereka juga mengerjakan karya-karya yang berisi doktrin-doktrin Ismailiyah, yang berasal dari pengikut-pengikut  Ismailiyah yang masih hidup di Arab bagian selatan. Di antara buku-buku tersebut, ada yang berisi sandi-sandi rahasia. Ketika di Eropa sudah tidak ada sumber-sumber baru lagi,  para Sarjana Russia, yang telah menerima beberapa manuskrip sekte Ismailiyah  dari Syiria, menemukan  bahwa di negara mereka juga ada pengikut Ismailiyah yang tinggal di perbatasan kerajaan mereka, dan pada tahun 1902 Count Alexis Bibrinskoy menerbitkan sebuah laporan tentang pengorganisasian dan penyebaran orang-orang Ismailiyah di Russia, Asia Tengah. Pada waktu yang sama seorang pegawai kolonial A. Polostsev memperoleh salinan  sebuah buku keagamaan sekte Ismailiyah yang ditulis dalam bahasa Persia. Buku tersebut ditempatkan pada museum Asiatic  milik Russian Academy of the Scientist.  Salinan  lainnya menyusul,  dan antara 1914 dan 1918 museum tersebut mendapatkan sebuah koleksi manuskrip Ismailiyah yang dibawa dari Shugnan -yang terletak diatas sungai Oxus- oleh dua orientalis I.I. Zarubin dan A.A. Semyonov. Dengan manuskrip-manuskrip ini serta manuskrip-manuskrip yang didapatkan setelahnya, para sarjana Russian mampu menyelidiki literatur keagamaan dan kepercayaan sekte Ismailiyah Pamir dan beberapa distrik yang berbatasan dengan Afghanistan di Badakhsan.


Kritik Atas Lewis
Ada beberapa poin yang hendak saya pakai dalam mengulas dan mengkritisi Lewis ini. Poin-poin tersebut antara lain: pertama, mencoba mengenali karakter hasyasyin dalam konteks Timur Tengah saat ini, terutama kaitannya dengan terorisme yang seringkali menyudutkan umat Islam; kedua, melihat posisi Lewis sebagai seorang orientalis yang menjadi rujukan masyarakat Barat dalam masalah Irak, Iran, dan Afghanistan, serta rujukan-rujukan buku yang digunakannya; ketiga, menempatkan posisi Lewis dalam kerangka kritik Edward Said dalam membongkar ideologi orientalisme.

·    Mengenali Karakter Hasyasyin Pada Konteks Saat Ini

Di beberapa negara Islam, kasus adanya bom bunuh diri merupakan satu hal yang tidak aneh dan tidak mengejutkan. Biasanya bom bunuh diri baik dibawa sendiri ataupun diledakkan sendiri dari dalam mobil, merupakan karakter khas dari orang-orang yang merasa dirinya kalah dan kehilangan akal dalam menghadapi musuhnya. Pada saat ini, hal seperti ini banyak dilakukan kelompok ekstrim Islam kepada Barat (yang menurut mereka adalah kafir yang harus diperangi). Jika dianalogkan dengan hasyasyin, berarti kejadian pemboman ini tidak berasal dari ruang hampa. Karena hasyasyin pun juga tidak mau melarikan diri setelah targetnya berhasil dibunuh, bahkan jika disuruh sang guru pun dia akan membunuh dirinya sendiri, bahkan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bila target musuhnya sudah terbunuh dan misinya tercapai, si hasyasyin tidak melarikan diri, mereka siap dan surga sudah ada di depan mereka (satu kepercayaan yang sama sekali tidak dapat dipahami pada saat ini—bagaimana membunuh orang bisa dikatakan masuk surga. Hal yang sama pula dengan yang dilakukan oleh para pembajak dua pesawat yang ditabrakkan pada gedung WTC AS pada 2001. Tidak hanya ke Barat saja, di dalam Islam sendiri pun juga sering terjadi bom bunuh diri, misalnya di Irak ataupun Iran, dimana targetnya adalah orang Islam sendiri namun berbeda pandangan dengan si pembawa bom bunuh diri. Hal ini paling tidak menunjuk pada adanya analogi hasyasyin pada masa lalu dengan masa sekarang, hanya saja peralatan dan modusnya saja yang berbeda bentuk. 

Dalam kasus ini, penelitian Lewis dalam buku The Assassins menemukan relevansinya, sehingga kemudian tak heran jika dia menjadi salah satu staf Ahli militer Bush dalam penyerangan ke Irak demi menghancurkan al-Qaeda yang dianggap organisasi teroris. Karena di samping dianggap kompeten dalam masalah ini, dia juga pakar masalah Middle East.  

·    Melihat Sumber-sumber yang Digunakan Lewis
Saya melihat data-data yang digunakan oleh Lewis kebanyakan adalah data-data yang berasal dari para orientalis sebelumnya. Memang ada beberapa rujukan yang digunakan Lewis yang berasal dari sarjana muslim, seperti al-Juwaini, Rashid ad-Din, dan lain-lain, namun yang dipergunakan adalah sumber-sumber dari pihak lawan. Memang dia mengatakan bahwa sumber-sumber mengenai Ismailiyah yang ditulis oleh orang dalam sudah banyak dibakar dan dihancurkan seiring dengan dihancurkannya Ismailiyyah dan Alamut, sehingga data-data dari perspektif insider sama sekali tidak tercover di sini. Yang menarik di sini adalah, kepiawaian Lewis dalam menggiring opini mengenai keburukan dari hasyasyin, seolah-olah kelompok ini sama sekali tidak ada sisi kebaikannya. Yang tak kalah menariknya  adalah dia mendukung hal ini dengan data-data konkrit. Seolah dia hendak membuat satu kebenaran mengenai buruknya hasyasyin, tanpa harus mengetahui berbagai motif yang konkret yang dijadikan argumen oleh kelompok ini. Jika meminjam bahasa Michel Foucault, kebenaran adalah kekuasaan. Bagi Foucault, terdapat lima ciri politik ekonomi keberan: kebenaran berpusat pada bentuk diskursus ilmiah dan istitusi yang memproduksinya. Ia adalah subjek bagi rangsangan konstan ekonomi dan politik (kebutuhan akan kebenaran sama banyaknya dengan produksi ekonomi atau kekuasaan politik); ia adalah objek difusi besar-besaran dan konsumsi besar-besaran (yang beredar melalui perangkay pendidikan dan informasi yang meluas secara relatif dalam; lembaga sosial, tanpa ada batas yang tegas); ia diproduksi dan ditransmisikan di bawah aparatur sentral dan dominan—kalau tidak eksklusif—dari segelintir aparatur besar politik dan ekonomi (universitas, angkatan bersenjata, tulisan, dan medua); dan yang terakhir ia adalah masalah dari keseluruhan debat politik dan konfrontasi sosial (perjuangan ideologis) (Michel Foucault, 1980: 131-132). 

Lewis membentuk kebenaran melalui data-data yang didisplay olehnya, sehingga ketika buku ini telah jadi dan tersebar, buku inipun dikonsumsi dan membentuk satu opini publik AS mengenai gerakan-gerakan militan Islam. Hal inilah yang perlu dicermati dari sosok Lewis. Akhirnya peta-peta terorisme di dunia timur tengah yang terbentuk jika membaca buku ini adalah Iran, Irak, Syiria, dan Afghanistan. 

·    Bernard Lewis dalam Kerangka Kritik Edward Said 
Bagi Edward W. Said, Lewis merupakan kasus yang menarik untuk dikaji lebih lanjut karena kedudukannya dalam dunia politik Timur-Tengah, Inggris, dan Amerika adalah sebagai seorang orientalis kawakan. Apa pun yang ditulisnya akan selalu dibarengi dengan “otoritas” dan “validitas” yang diberikan masyarakat Eropa pada setiap karyanya. Menurut Said, selama kira-kira setengah dasawarsa, karya-karya Lewis hampir selalu bersifat agresif ideologis meskipun ia tidak bisa lepas dari kesulitan dan ironi. Lebih jauh Said menyatakan bahwa tulisan Lewis bukanlah salah satu contoh sempurna akademisi orientalis yang berlandaskan pada pengetahuan yang benar-benar objektif. Lebih dari itu, tulisan Lewis justru lebih dekat pada tulisan yang berwujud propagandistis, yakni dengan menentang objek bahasan­nya (Edward W. Said, 1978: 318-320). Meski demikian, kenyataan ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan bagi siapa pun yang akrab dengan sejarah orientalisme. Yang jelas, tulisan Lewis ini lebih tampak sebagai salah satu skan­dal “kecendekiaan” yang paling akhir dan yang paling sering tidak mendapatkan kritik yang memadai dari para cendekiawan lainnya di Barat. Tulisan hasyasyin ini merupakan salah satu tulisan yang digarap Lewis untuk menentang objek bahasannya sendiri. Secara lebih jauh Said menegaskan bahwa ideologi Lewis mengenai Islam adalah bahwa Islam tidak pernah berubah, dan dengan bahasa yang lebih vukgar lagi Said menyatakan bahwa Lewis memiliki misi untuk memberikan informasi kepada masyarakat pembacanya yang konservatif, Yahudi, dan siapapun juga yang sudi mendengar, bahwa semua penuturan politik, sejarah, dan kecendekiaan mengenai kaum muslim harus dimulai dan diakhiri dengan kenyataan bahwa kaum muslim tetaplah kaum muslim (tidak berubah), tak lebih dari itu. Dari sini pula kita melihat bahwa salah satu cara untuk menelanjangi pemikiran Lewis adalah dengan menggunakan kacamata pendekatan poskolonialisme.

Secara lebih jauh, bagi Said, orientalisme merupakan suatu aliran penafsiran yang menjadikan Timur, peradaban-peradabannya, orang-orangnya, dan lokalitas-lokalitasnya sebagai objek interpretasi. Dan yang menarik menurut Edward Said, aliran ini selalu mendapat legitimasi yang besar secara moral. Secara lebih jauh Said mengatakan bahwa selama masih dalam kesadaran barat, Timur hanyalah satu kata yang kemudian diberi makna, asosiasi, dan konotasi. Bahkan semua hal ini tidak harus merujuk pada Timur ‘yang sebenarnya’ tetapi hal-hal lain yang berhubungan dengan kawasan itu (Edward W. Said, 1978: 318-320).
Posted by Yoga
Tag :

Sejarah Leonardo da Vinci

Leonardo self.jpg
Leonardo merupakan anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina. Ia memiliki nama lengkap Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero dari kota Vinci.
Pada usia belia, Leonardo sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze. Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain.
Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana. Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma.
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus. Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman.
Di dalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris.
Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos LucéPerancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel AmboisePerancis.
Setelah meninggal dunianya, sangat kuat ditengarai bahwa Leonardo pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat.
Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'.
Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan pelacur diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya, hingga saat ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi umat Kristiani.
Posted by Yoga
Tag :

Penggabungan Zona Waktu Indonesia



Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memastikan bahwa Pemerintah Indonesia akan melakukan penyeragaman zona waktu. Indonesia akan memakai waktu Indonesia bagian tengah atau Wita.

Terkait hal itu, Pemerintah akan melakukan sosialisasi dalam waktu dekat. "Positifnya jauh lebih banyak daripada sisi negatifnya," kata Hatta kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2012). Perencanaan detail terkait penyeragaman zona waktu akan dibahas dalam rapat kabinet paripurna. Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan, penyatuan zona waktu yang setara dengan GMT+8 atau delapan jam lebih cepat dari standar waktu internasional di Greenwich ini memiliki dampak ekonomi.

"Langkah ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena aktivitas ekonomi bisa dilakukan lebih dini setiap harinya," kata Luky. "Salah satu manfaat yang jelas antara lain perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Komoditi Berjangka Indonesia akan lebih cepat dibuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Ini diharapkan akan menambah transaksi perdagangan Rp 500 miliar sehari atau Rp 20 triliun dalam setahun," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Edib Muslim.
Selasa, 29 Mei 2012
Posted by Yoga
Tag :

Rusia Pikir Amerika Sabotase Sukhoi


Intelijen Rusia berpikir Sukhoi Superjet 100 yang jatuh pada joy flight 9 Mei 2012 di Gunung Salak Bogor, Indonesia, kemungkinan disabotase Amerika Serikat. Hal ini ditulis salah satu media besar di Rusia pada Kamis, 24 Mei 2012.
Pada salah satu artikelnya, tabloid Rusia Komsomolskaya Pravda menulis judul 'Amerika yang Akibatkan Kecelakaan Sukhoi?'. Tabloid itu menyebutkan beberapa petugas yang tidak disebutkan namanya mengatakan pesaing penerbangan Rusia itu ingin melihat penerbangan tersebut gagal.
Pemerintah Rusia dan media di sana punya sejarah mengambinghitamkan negara lain atau orang asing atas kecelakaan maupun musibah yang mengaitkan Rusia.
Seorang petinggi angkatan laut Rusia pernah menyalahkan Angkatan Laut Amerika Serikat atas tragedi Agustus 2000 kala kapal selam nuklir Kursk tenggelam dan menewaskan 118 pelaut. Hal itu karena ada beberapa kapal Amerika Serikat yang sedang berlatih di daerah Laut Barents. Contoh lain terjadi saat petinggi Agen Luar Angkasa Rusia Yury Kotev mengatakan satelit Mars yang tersangkut di orbit Bumi pada Rusia November lalu gagal karena aktivitas radar Amerika Serikat di daerah itu.
Seorang agen intelijen tentara ini mengatakan kepada Komsomolskaya Pravda bahwa kantor mereka, The GRU, sudah lama melacak aktivitas pesawat Amerika Serikat di bandara Jakarta.
"Kita tahu bahwa mereka (Amerika) memiliki banyak teknologi khusus yang juga kita miliki yang bisa mengganggu sinyal dari darat atau menyebabkan pembacaan parameter tidak berfungsi,” ujar pejabat itu.
Mungkin ini adalah salah satu alasan jatuhnya pesawat," kata pejabat itu. Penyelidik Indonesia sampai saat ini masih menyelidiki mencari penyebab jatuhnya pesawat itu.
Di Washington, juru bicara Pentagon George Little membantah tudingan itu. George Little menganggap tuduhan itu omong kosong.
Minggu, 27 Mei 2012
Posted by Yoga
Tag :
This Blog was made by Yoga All Rights Reserved © 2012.. Diberdayakan oleh Blogger.

Donate

Donate Bitcoin

Popular Posts

Clock

Visitor

Blogroll

- Copyright © Kaibo - Powered by Blogger -