- Back to Home »
- Informasi »
- Mengenal lebih dalam tentang Spontaneous Human Combustions
Posted by : Yoga
Selasa, 25 Agustus 2015
SHC adalah Spontaneous Human Combustions yang berarti Pembakaran tubuh manusia
secara spontan adalah fenomena ketika seorang manusia terbakar menjadi
abu tanpa sebab yang diketahui secara pasti. SHC ini sangat membingungkan para ahli biologi dan ilmuwan terkait
ditemukannya kasus yang masih belum diketahui dengan jelas penyebabnya.
Dimulai dari Penemuan tubuh manusia yang terbakar hingga teori - teori
yang berusaha menjelaskan penyebab terjadinya SHC. Namun ada baiknya
bagi kita untuk mengenal SHC ini lebih dalam peristiwa Ini dianggap sebagai salah satu misteri terbesar yang masih
belum terjawab, bahkan setelah 350 tahun sejak kasus pertama dilaporkan.
Dalam hal ini manusia yang mengalami SHC dapat berakibat fatal dan membahayakan nyawa manusia tersebut. Dalam beberapa kasus misteri SHC ini terjadi begitu cepat, hingga dalam beberapa kejadian tidak ada saksi yang menyaksikan proses dari SHC ini.
Pada tahun 1673, fenomena ini mulai mendapat perhatian cukup besar ketika seorang Perancis bernama Jonas Dupont mempublikasikan kasus-kasus SHC yang berhasil dikumpulkannya dalam sebuah buku yang berjudul "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis".
Sejak cerita Thomas Bartholin pertama kali terdengar hingga kini, paling tidak terdapat 200 laporan mengenai peristiwa misterius ini.
Pola Korban SHC
Dari 200 laporan yang masuk, terdapat pola yang hampir sama ditemukan pada semua tubuh korban atau lokasi kejadian.
Tubuh korban umumnya telah terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Ini menunjukkan api yang membakar lebih panas dibanding api biasa. Biasanya yang tersisa dari korban hanyalah potongan tangan atau kaki. Pada sebagian kasus, perut korban masih tersisa sedikit, sedangkan tulang sepenuhnya menjadi abu. Dalam peristiwa ini, benda-benda di sekitar korban tidak pernah terbakar. Dalam beberapa kasus, bahkan seprai tempat korban tidur tidak terbakar sama sekali.
Di lokasi kejadian, umumnya juga ditemukan substansi seperti lemak menyelimuti langit-langit dan dinding. Biasanya lapisan lemak ini mencapai hingga satu meter di atas lantai. Objek-objek yang berada dalam area satu meter ini menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat panas, seperti cermin yang retak atau lilin yang meleleh.
Umumnya peristiwa ini terjadi ketika korban sedang berada di dalam rumahnya sendiri dan petugas koroner yang tiba di lokasi biasanya mencium bau asap dan bau manis di ruangan tempat insiden tersebut terjadi.
Korban yang Meninggal
Nicole Millet:
Sekitar bulan Februari tahun 1725, Nicole Millet, seorang bangsawan yang tinggal di Rheims (Francis) sedang duduk di sebuah kursi kayu di ruang keluarga seorang diri.
Beberapa jam kemudian, Lion d’Or, sang suami masuk ke dalam ruang keluarga yang sama dalam keadaan marah sambil mencari istrinya. Tetapi, di ruangan itu ia tidak mendapati istrinya. Melainkan tumpukan abu di atas kursi kayu!
Keesokan harinya, sang suami di bawa ke pengadilan, dengan tuduhan telah membakar istrinya. Namun beberapa saat kemudian ia kembali di bebaskan karena tuduhan yang disangkakan kepadanya tidak cukup kuat. Lagi pula jika Nicole Millet yang sedang duduk di atas kursi kayu benar-benar dibakar, lalu mengapa kursi kayunya tidak ikut terbakar?
Grace Pett:
Pada tanggal 9 April 1744. Di sebuah kota kecil bernama Ipsith (Inggris Raya) seorang wanita tua berusia 60 tahun bernama Grace Pett sedang bermain bersama anaknya. Secara tiba-tiba tubuhya terbakar di depan anaknya. Anaknya kemudian mengatakan “Mama secara tiba-tiba terbakar seperti segelondong kayu yang disulut api!. namun anehnya, pakaian yang dikenakannya tidak ikut hangus terbakar.
Anna Martin:
Pada tanggal 18 Mei 1857 di Philadelphia bagian barat, AS. seorang wanita berusia 68 tahun bernama Anna Martin ditemukan oleh anaknya yang bernama Samuel, dalam keadaan tubuh bagian pinggang ke atas terbakar, di dalam kamarnya. Samuel yang kebetulan bekerja sebagai pemadam kebakaran memperkirakan bahwa suhu yang menyebabkan ibunya terbakar mencapai 2000 derajat Fahrenheit. Namun aneh, suhu dalam kamar sangat dingin! Sebuah koran yang terletak sekitar 30 cm dari tubuh korban bahkan sama sekali tak terbakar!.
Annie Webb:
Pada tanggal 2 Februari 1980, seorang wanita muda bernama Annie Webb ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar tidur rumahnya. Ahli forensik yang melakukan penyelidikan binggung melihat keadaan mayat. Kondisi tubuh mayat bagian atas telah menjadi abu, sedangkan tubuh bagian bawah dalam keadaan hangus terbakar.
Anehnya lagi, mayat Annie Webb berada di atas tempat tidur. Sementara keadaan tempat tidurnya tidak menunjukkan bekas terbakar sama sekali.
Mary Reeser:
Inilah kasus yang paling fenomenal yang pernah terjadi. Fenomena SHC paling terkenal yang tercatat dalam sejarah menimpa seorang wanita tua berusia 67 tahun, bernama Marry Hardy Reeser, yang tinggal seorang diri di sebuah apartemen di St. Petersburg, Florida, AS. Pada tanggal 2 Juli 1951, sekitar pukul 8pagi, seorang tukang pos bernama Pansy mengantarkan telegram kepada seluruh penghuni apatemen. Saat Pansy tiba di kamar Mary, ia mencium bau hangus, dan mencoba menggedor pintu, karena takut terjadi kebakaran saat pemilik kamar tidur.
Pansy juga mencoba untuk membuka pintu dengan memutar gagangnya. Namun gagang pintu pun terasa sangat panas. Ia segera menghubungi polisi, lalu mendobrak pintu apartemen. Di dalam apartemen, ia merasakan hawa panas masih menyengat, dan memutuskan untuk tetap berada di luar sambil menunggu kedatangan polisi.
Beberapa saat kemudian, para polisi dan ahli forensik yang tiba di apartemen menemukan setumpuk abu seberat 10 pon di atas kursi goyang. Juga sebuah tulang tengkorak yang terbakar, dan telah mengecil menjadi seukuran bola Baseball. Selain itu juga ada sepasang kaki yang masih utuh. Para polisi awalnya menduga, bahwa Mary tertidur dengan sebatang rokok yang masih dalam keadaan menyala di tangannya.
Namun yang mengherankan, kursi goyang kayu yang berada di sekitar abu tidak ikut terbakar! Dan alarm asap yang terdapat di langit-langit ruangan juga tidak menyala. Padahal, ahli forensik memperkirakan, panas api yang membakar tubuh Mary mencapai 3000oC! Kasus itu pun kemudian membuat gempar seluruh Amerika Serikat, dan terus-menerus menjadi berita utama selama beberapa waktu.
“Saya merasa sulit percaya hal ini. Tubuh manusia yang terbakar dengan suhu tinggi, bisa menyisakan kaki yang mulus tak terbakar sedikitpun. Apa sebenarnya yang terjadi pada malam 1 Juli 1951 itu? Ini sungguh suatu misteri. Seharusnya seluruh ruangan ini hangus terbakar. Ini adalah hal paling luar biasa yang pernah saya lihat. Rambutnya pendek dengan wajah seperti orang ketakutan amat sangat. Saya merasa seperti tinggal di abad pertengahan, di mana orang banyak bicara tentang sihir dan black magic,” ungkap Profesor Krogman dari University of Pennsylvania’s School of Medicine . Ia mengaku tak mampu menjelaskan misteri ini.
Dr. J. Irving Bentley:
Pada 5 Desember 1966, seorang kakek berusia 92 tahun bernama Dr. J Irving Bentley juga dari Pennsylvania ditemukan telah tewas terbakar. tubuh Dr Bentley habis terbakar di kamar mandinya dengan hanya menyisakan sepasang kakinya.
Korban yang selamat
Jack Angel:
Jack Angel, seorang sales pakaian di kota Savannah (AS) mengalami fenomena SHC. Namun untungnya, ia masih tetap hidup hingga sekarang! Suatu saat, sepuang dari bekerja ia masuk kesebuah kamar hotel, dan segera tertidur pulas karena kelelahan. Ia baru terbangun 4 hari kemudian, dengan luka bekar di seluruh tubuhnya! Anehnya, ia sama sekali tidak merasakan sakit pada bagian luka bakarnya. Dan lagi tidak ada barang yang terbakar di sekitar tempat tidurnya.
Merasa segala sesuatunya baik-baik saja, jack menjalani seperti biasa! Tetapi saat berjalan di lobbi hptel, tiba-tiba ia merasa pusing dan langsung jatuh pingsan! Beberapa saat berikutnya, ia terbangun di sebuah rumah sakit. Tetapi di antara para dokter yang memeriksanya, tak satupun yang dapat memastikan asal luka bakarnya. Namun beberapa jaringan otot di lapisan dalam telah habis terbakar, sehingga lengannya terpaksa diamputasi. Para polisi yang memeriksa apartemen, tak menemukan satupun sumber api di dalamnya.
Para saksi dari Kasus - Kasus SHC
Bayangkan, betapa mengerikannya ketika kita melihat seseorang yang kita kenal terbakar di depan mata kita. Ini pula yang terjadi pada beberapa peristiwa SHC di masa lalu.
Pada tahun 1938, seorang wanita berusia 22 tahun bernama Phyllis Newcombe baru saja selesai berdansa dan bersiap meninggalkan Shire Hall di Chelmsford, Inggris. Sementara ia berjalan menuruni tangga, tiba-tiba ia melihat pakaiannya terbakar tanpa sebab. Ia segera berlari masuk ke ballroom sambil berteriak meminta tolong. Sesaat kemudian ia jatuh tidak sadarkan diri. Beberapa orang yang panik segera bahu membahu memadamkan api yang menjilati Ms Newcombe. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong lagi. Petugas koroner yang menyelidiki kasus ini tidak menemukan indikasi adanya rokok atau sumber api lain yang dapat memicu timbulnya api.
Pada tahun 1982, seorang wanita cacat bernama Jean Lucille Saffin sedang duduk dengan ayahnya yang berusia 82 tahun di Edmonton, London. Menurut cerita ayahnya, tiba-tiba lidah api muncul begitu saja dan menjilat tubuh anaknya. Ia melihat tubuh bagian atas Jean mulai terbakar. Ia dan menantunya berhasil memadamkan api, namun nyawa Jean tidak tertolong.
Lain lagi kisah yang satu ini. Pada September 1985, seorang perempuan muda bernama Debbie Clark sedang berjalan kaki pulang ke rumahnya ketika tiba-tiba ia melihat lidah api berwarna biru yang sesekali terlihat muncul di tubuhnya. Debbie yang tidak menyadari situasi berbahaya ini segera memberitahu ibunya yang panik yang segera memadamkannya dengan air.
Hal yang serupa juga pernah terjadi pada tahun 1980 ketika Susan Motteshead yang sedang berada di dapurnya melihat dirinya tiba-tiba diselubungi oleh api. Namun api tersebut tiba-tiba lenyap sebelum sempat membakar tubuhnya lebih lanjut.
Anehnya, menurut para saksi yang selamat, mereka tidak merasakan adanya rasa panas atau sakit. Kesaksian ini menambah kadar misteri fenomena ini. Apakah ini berarti para korban tewas tanpa merasakan rasa sakit ?
Teori - teori dan dugaan kasus SHC
Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan penyebab peristiwa aneh ini. Teori-teori ini pada awalnya diajukan dengan melihat pola yang ada pada para korban.
Memang, dari 200 laporan SHC yang masuk, tidak semua, tapi pada umumnya korban SHC memiliki beberapa kesamaan :
Mereka umumnya adalah para manula.
Memiliki cacat atau keterbatasan gerak tubuh. Wanita yang ditemukan di Brevard County, Florida, yang saya ceritakan di paragraf pertama juga memiliki kesulitan gerak walaupun ia bisa berjalan.
Perokok dan peminum
Orang-orang yang kesepian atau hidup sendiri untuk waktu yang lama.
Jadi dengan melihat pola-pola ini, beberapa peneliti mencoba untuk memberikan penjelasan ilmiah mengenai penyebab fenomena ini.
Teori-teori tersebut adalah :
Alkohol
Kebanyakan korban SHC adalah alkoholik. Ada beberapa klaim yang mengatakan bahwa seorang peminum alkohol dapat mencapai level dimana alkohol di dalam darahnya dapat membuatnya terbakar. Namun teori ini dianggap tidak berdasar karena ethanol hanya dapat terbakar apabila konsentrasinya lebih besar dari 23%.
Teori ini menjadi tidak masuk akal karena jika manusia memiliki konsentrasi 1% saja di dalam darahnya, maka bisa dipastikan orang itu akan mengalami kematian.
Wick Effect atau efek sumbu
Teori ini menyebutkan bahwa tubuh manusia ketika tersentuh dengan api rokok dapat menyebabkan timbulnya api yang membakar tubuh. Menurut para peneliti juga, lemak di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai substansi pembakar. Sedangkan pakaian atau rambut korban berfungsi sebagai sumbu. Sementara lemak tubuh mencair karena panas, ia membasahi pakaian dan membuat "sumbu" terbakar secara perlahan-lahan. Ini sebabnya mengapa tubuh mereka terbakar sedangkan benda-benda sekitarnya tidak.
Ketika teori ini diajukan, orang-orang bertanya, bagaimana menjelaskan potongan kaki atau tangan yang tersisa dari tubuh korban ? Jawabannya adalah level temperatur pada tubuh korban, Masih menurut para peneliti, ketika dalam posisi duduk, tubuh bagian atas korban menjadi lebih panas dibanding kakinya. Analoginya adalah seperti ketika kita menyalakan korek api. Api akan membakar kepala dan perlahan-lahan turun ke bawah. Tapi biasanya api akan mati sebelum membakar habis seluruh batang korek sehingga menyisakan sedikit batang korek bagian bawah.
Teori ini cukup masuk akal, namun permasalahannya adalah kapan tubuh manusia dapat menciptakan wick effect ini ?
Pertanyaan ini tidak dapat dijawab hingga hari ini.
Listrik Statis
Teori lain mengatakan bahwa mungkin jenis pakaian korban telah memicu timbulnya listrik statis. Seseorang yang berjalan di atas karpet dapat menciptakan aliran listrik dan voltase yang cukup untuk menciptakan percikan-percikan api.
Namun teori ini juga dibantah, karena walaupun voltase listrik yang dihasilkan cukup tinggi, energi yang tersimpan sangat rendah, biasanya kurang dari 1 joule. Ini tidak cukup untuk menciptakan api.
Psikosomatik
Sebagian korban yang ditemukan meninggal adalah mereka yang hidup sendiri atau kesepian. Jadi menurut sebagian peneliti, proses psikosomatik yang terjadi mungkin telah menimbulkan reaksi berantai dengan memproses nitrogen di dalam tubuh mereka dan menimbulkan reaksi berantai ledakan mitokondria. Teori ini juga dianggap terlalu mengada-ngada.
Gas dan listrik di dalam tubuh manusia
Dari antara semua teori yang diajukan, mungkin ini adalah teori yang paling masuk akal. Kita tahu bahwa tubuh manusia mengandung listrik dan di dalam tubuh manusia juga terdapat gas yang dapat menyalakan api. Contohnya adalah gas metana di dalam usus. Teori ini mengatakan SHC dapat terjadi ketika gas metan ini bercampur dengan listrik di dalam tubuh.
Sekali lagi, teori yang masuk akal. Namun pertanyaannya adalah, kapan listrik dan metan di dalam tubuh dapat menciptakan api. Pertanyaan ini lagi-lagi belum terjawab.
Hangus karena tertidur
Dan sekarang, inilah teori yang paling sederhana. Menurut sebagian orang, penyebab terbakarnya tubuh korban dapat disimpulkan dari ciri-ciri korban seperti yang sudah saya singgung di atas. Para korban yang ditemukan umumnya sedang merokok atau mabuk dan sendirian. Korban juga pada umumnya berusia lanjut atau memiliki kendala pada tubuh seperti cacat.
Jadi ketika mereka tertidur, rokok yang dipegang oleh mereka jatuh, membakar karpet dan akhirnya menjalar ke tubuhnya. Karena mereka memiliki kendala gerak pada tubuhnya, maka mereka tidak mampu menyelematkan diri hingga tewas di tempat. Sederhana sekali kan ?
Tapi teori ini dianggap mengabaikan fakta bahwa di tempat penemuan mayat korban, benda-benda sekitar bahkan tempat tidur atau kursi tidak ditemukan hangus sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sumber api sepertinya berasal dari dalam tubuh korban, bukan dari luar.
Kejahatan Terencana
Dan akhirnya, inilah teori yang paling sederhana diantara yang paling sederhana. Teori ini mungkin diajukan oleh peneliti yang malas berpikir. Menurut mereka, kematian korban adalah akibat kejahatan. Tubuh mereka yang hangus adalah usaha dari sang penjahat untuk menghilangkan jejak. So Lame....teori ini mengabaikan begitu banyak fakta sehingga tidak pernah dilirik oleh para peneliti yang kredibel.
Sejarah SHC
Fenomena SHC pertama kali diketahui secara luas oleh publik dari seorang ahli anatomi Denmark bernama Thomas Bartholin. Pada tahun 1663, ia menceritakan bagaimana seorang wanita di Paris ditemukan telah menjadi abu dan asap di atas tempat tidurnya. Anehnya, matras jerami tempat ia berbaring sama sekali tidak gosong.Dalam hal ini manusia yang mengalami SHC dapat berakibat fatal dan membahayakan nyawa manusia tersebut. Dalam beberapa kasus misteri SHC ini terjadi begitu cepat, hingga dalam beberapa kejadian tidak ada saksi yang menyaksikan proses dari SHC ini.
Pada tahun 1673, fenomena ini mulai mendapat perhatian cukup besar ketika seorang Perancis bernama Jonas Dupont mempublikasikan kasus-kasus SHC yang berhasil dikumpulkannya dalam sebuah buku yang berjudul "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis".
Sejak cerita Thomas Bartholin pertama kali terdengar hingga kini, paling tidak terdapat 200 laporan mengenai peristiwa misterius ini.
Pola Korban SHC
Dari 200 laporan yang masuk, terdapat pola yang hampir sama ditemukan pada semua tubuh korban atau lokasi kejadian.
Tubuh korban umumnya telah terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Ini menunjukkan api yang membakar lebih panas dibanding api biasa. Biasanya yang tersisa dari korban hanyalah potongan tangan atau kaki. Pada sebagian kasus, perut korban masih tersisa sedikit, sedangkan tulang sepenuhnya menjadi abu. Dalam peristiwa ini, benda-benda di sekitar korban tidak pernah terbakar. Dalam beberapa kasus, bahkan seprai tempat korban tidur tidak terbakar sama sekali.
Di lokasi kejadian, umumnya juga ditemukan substansi seperti lemak menyelimuti langit-langit dan dinding. Biasanya lapisan lemak ini mencapai hingga satu meter di atas lantai. Objek-objek yang berada dalam area satu meter ini menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat panas, seperti cermin yang retak atau lilin yang meleleh.
Umumnya peristiwa ini terjadi ketika korban sedang berada di dalam rumahnya sendiri dan petugas koroner yang tiba di lokasi biasanya mencium bau asap dan bau manis di ruangan tempat insiden tersebut terjadi.
Kasus - Kasus SHC
Korban yang Meninggal
Nicole Millet:
Sekitar bulan Februari tahun 1725, Nicole Millet, seorang bangsawan yang tinggal di Rheims (Francis) sedang duduk di sebuah kursi kayu di ruang keluarga seorang diri.
Beberapa jam kemudian, Lion d’Or, sang suami masuk ke dalam ruang keluarga yang sama dalam keadaan marah sambil mencari istrinya. Tetapi, di ruangan itu ia tidak mendapati istrinya. Melainkan tumpukan abu di atas kursi kayu!
Keesokan harinya, sang suami di bawa ke pengadilan, dengan tuduhan telah membakar istrinya. Namun beberapa saat kemudian ia kembali di bebaskan karena tuduhan yang disangkakan kepadanya tidak cukup kuat. Lagi pula jika Nicole Millet yang sedang duduk di atas kursi kayu benar-benar dibakar, lalu mengapa kursi kayunya tidak ikut terbakar?
Grace Pett:
Pada tanggal 9 April 1744. Di sebuah kota kecil bernama Ipsith (Inggris Raya) seorang wanita tua berusia 60 tahun bernama Grace Pett sedang bermain bersama anaknya. Secara tiba-tiba tubuhya terbakar di depan anaknya. Anaknya kemudian mengatakan “Mama secara tiba-tiba terbakar seperti segelondong kayu yang disulut api!. namun anehnya, pakaian yang dikenakannya tidak ikut hangus terbakar.
Anna Martin:
Pada tanggal 18 Mei 1857 di Philadelphia bagian barat, AS. seorang wanita berusia 68 tahun bernama Anna Martin ditemukan oleh anaknya yang bernama Samuel, dalam keadaan tubuh bagian pinggang ke atas terbakar, di dalam kamarnya. Samuel yang kebetulan bekerja sebagai pemadam kebakaran memperkirakan bahwa suhu yang menyebabkan ibunya terbakar mencapai 2000 derajat Fahrenheit. Namun aneh, suhu dalam kamar sangat dingin! Sebuah koran yang terletak sekitar 30 cm dari tubuh korban bahkan sama sekali tak terbakar!.
Annie Webb:
Pada tanggal 2 Februari 1980, seorang wanita muda bernama Annie Webb ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar tidur rumahnya. Ahli forensik yang melakukan penyelidikan binggung melihat keadaan mayat. Kondisi tubuh mayat bagian atas telah menjadi abu, sedangkan tubuh bagian bawah dalam keadaan hangus terbakar.
Anehnya lagi, mayat Annie Webb berada di atas tempat tidur. Sementara keadaan tempat tidurnya tidak menunjukkan bekas terbakar sama sekali.
Mary Reeser:
Inilah kasus yang paling fenomenal yang pernah terjadi. Fenomena SHC paling terkenal yang tercatat dalam sejarah menimpa seorang wanita tua berusia 67 tahun, bernama Marry Hardy Reeser, yang tinggal seorang diri di sebuah apartemen di St. Petersburg, Florida, AS. Pada tanggal 2 Juli 1951, sekitar pukul 8pagi, seorang tukang pos bernama Pansy mengantarkan telegram kepada seluruh penghuni apatemen. Saat Pansy tiba di kamar Mary, ia mencium bau hangus, dan mencoba menggedor pintu, karena takut terjadi kebakaran saat pemilik kamar tidur.
Pansy juga mencoba untuk membuka pintu dengan memutar gagangnya. Namun gagang pintu pun terasa sangat panas. Ia segera menghubungi polisi, lalu mendobrak pintu apartemen. Di dalam apartemen, ia merasakan hawa panas masih menyengat, dan memutuskan untuk tetap berada di luar sambil menunggu kedatangan polisi.
Beberapa saat kemudian, para polisi dan ahli forensik yang tiba di apartemen menemukan setumpuk abu seberat 10 pon di atas kursi goyang. Juga sebuah tulang tengkorak yang terbakar, dan telah mengecil menjadi seukuran bola Baseball. Selain itu juga ada sepasang kaki yang masih utuh. Para polisi awalnya menduga, bahwa Mary tertidur dengan sebatang rokok yang masih dalam keadaan menyala di tangannya.
Namun yang mengherankan, kursi goyang kayu yang berada di sekitar abu tidak ikut terbakar! Dan alarm asap yang terdapat di langit-langit ruangan juga tidak menyala. Padahal, ahli forensik memperkirakan, panas api yang membakar tubuh Mary mencapai 3000oC! Kasus itu pun kemudian membuat gempar seluruh Amerika Serikat, dan terus-menerus menjadi berita utama selama beberapa waktu.
“Saya merasa sulit percaya hal ini. Tubuh manusia yang terbakar dengan suhu tinggi, bisa menyisakan kaki yang mulus tak terbakar sedikitpun. Apa sebenarnya yang terjadi pada malam 1 Juli 1951 itu? Ini sungguh suatu misteri. Seharusnya seluruh ruangan ini hangus terbakar. Ini adalah hal paling luar biasa yang pernah saya lihat. Rambutnya pendek dengan wajah seperti orang ketakutan amat sangat. Saya merasa seperti tinggal di abad pertengahan, di mana orang banyak bicara tentang sihir dan black magic,” ungkap Profesor Krogman dari University of Pennsylvania’s School of Medicine . Ia mengaku tak mampu menjelaskan misteri ini.
Dr. J. Irving Bentley:
Pada 5 Desember 1966, seorang kakek berusia 92 tahun bernama Dr. J Irving Bentley juga dari Pennsylvania ditemukan telah tewas terbakar. tubuh Dr Bentley habis terbakar di kamar mandinya dengan hanya menyisakan sepasang kakinya.
Korban yang selamat
Jack Angel:
Jack Angel, seorang sales pakaian di kota Savannah (AS) mengalami fenomena SHC. Namun untungnya, ia masih tetap hidup hingga sekarang! Suatu saat, sepuang dari bekerja ia masuk kesebuah kamar hotel, dan segera tertidur pulas karena kelelahan. Ia baru terbangun 4 hari kemudian, dengan luka bekar di seluruh tubuhnya! Anehnya, ia sama sekali tidak merasakan sakit pada bagian luka bakarnya. Dan lagi tidak ada barang yang terbakar di sekitar tempat tidurnya.
Merasa segala sesuatunya baik-baik saja, jack menjalani seperti biasa! Tetapi saat berjalan di lobbi hptel, tiba-tiba ia merasa pusing dan langsung jatuh pingsan! Beberapa saat berikutnya, ia terbangun di sebuah rumah sakit. Tetapi di antara para dokter yang memeriksanya, tak satupun yang dapat memastikan asal luka bakarnya. Namun beberapa jaringan otot di lapisan dalam telah habis terbakar, sehingga lengannya terpaksa diamputasi. Para polisi yang memeriksa apartemen, tak menemukan satupun sumber api di dalamnya.
Para saksi dari Kasus - Kasus SHC
Bayangkan, betapa mengerikannya ketika kita melihat seseorang yang kita kenal terbakar di depan mata kita. Ini pula yang terjadi pada beberapa peristiwa SHC di masa lalu.
Pada tahun 1938, seorang wanita berusia 22 tahun bernama Phyllis Newcombe baru saja selesai berdansa dan bersiap meninggalkan Shire Hall di Chelmsford, Inggris. Sementara ia berjalan menuruni tangga, tiba-tiba ia melihat pakaiannya terbakar tanpa sebab. Ia segera berlari masuk ke ballroom sambil berteriak meminta tolong. Sesaat kemudian ia jatuh tidak sadarkan diri. Beberapa orang yang panik segera bahu membahu memadamkan api yang menjilati Ms Newcombe. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong lagi. Petugas koroner yang menyelidiki kasus ini tidak menemukan indikasi adanya rokok atau sumber api lain yang dapat memicu timbulnya api.
Pada tahun 1982, seorang wanita cacat bernama Jean Lucille Saffin sedang duduk dengan ayahnya yang berusia 82 tahun di Edmonton, London. Menurut cerita ayahnya, tiba-tiba lidah api muncul begitu saja dan menjilat tubuh anaknya. Ia melihat tubuh bagian atas Jean mulai terbakar. Ia dan menantunya berhasil memadamkan api, namun nyawa Jean tidak tertolong.
Lain lagi kisah yang satu ini. Pada September 1985, seorang perempuan muda bernama Debbie Clark sedang berjalan kaki pulang ke rumahnya ketika tiba-tiba ia melihat lidah api berwarna biru yang sesekali terlihat muncul di tubuhnya. Debbie yang tidak menyadari situasi berbahaya ini segera memberitahu ibunya yang panik yang segera memadamkannya dengan air.
Hal yang serupa juga pernah terjadi pada tahun 1980 ketika Susan Motteshead yang sedang berada di dapurnya melihat dirinya tiba-tiba diselubungi oleh api. Namun api tersebut tiba-tiba lenyap sebelum sempat membakar tubuhnya lebih lanjut.
Anehnya, menurut para saksi yang selamat, mereka tidak merasakan adanya rasa panas atau sakit. Kesaksian ini menambah kadar misteri fenomena ini. Apakah ini berarti para korban tewas tanpa merasakan rasa sakit ?
Teori - teori dan dugaan kasus SHC
Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan penyebab peristiwa aneh ini. Teori-teori ini pada awalnya diajukan dengan melihat pola yang ada pada para korban.
Memang, dari 200 laporan SHC yang masuk, tidak semua, tapi pada umumnya korban SHC memiliki beberapa kesamaan :
Mereka umumnya adalah para manula.
Memiliki cacat atau keterbatasan gerak tubuh. Wanita yang ditemukan di Brevard County, Florida, yang saya ceritakan di paragraf pertama juga memiliki kesulitan gerak walaupun ia bisa berjalan.
Perokok dan peminum
Orang-orang yang kesepian atau hidup sendiri untuk waktu yang lama.
Jadi dengan melihat pola-pola ini, beberapa peneliti mencoba untuk memberikan penjelasan ilmiah mengenai penyebab fenomena ini.
Teori-teori tersebut adalah :
Alkohol
Kebanyakan korban SHC adalah alkoholik. Ada beberapa klaim yang mengatakan bahwa seorang peminum alkohol dapat mencapai level dimana alkohol di dalam darahnya dapat membuatnya terbakar. Namun teori ini dianggap tidak berdasar karena ethanol hanya dapat terbakar apabila konsentrasinya lebih besar dari 23%.
Teori ini menjadi tidak masuk akal karena jika manusia memiliki konsentrasi 1% saja di dalam darahnya, maka bisa dipastikan orang itu akan mengalami kematian.
Wick Effect atau efek sumbu
Teori ini menyebutkan bahwa tubuh manusia ketika tersentuh dengan api rokok dapat menyebabkan timbulnya api yang membakar tubuh. Menurut para peneliti juga, lemak di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai substansi pembakar. Sedangkan pakaian atau rambut korban berfungsi sebagai sumbu. Sementara lemak tubuh mencair karena panas, ia membasahi pakaian dan membuat "sumbu" terbakar secara perlahan-lahan. Ini sebabnya mengapa tubuh mereka terbakar sedangkan benda-benda sekitarnya tidak.
Ketika teori ini diajukan, orang-orang bertanya, bagaimana menjelaskan potongan kaki atau tangan yang tersisa dari tubuh korban ? Jawabannya adalah level temperatur pada tubuh korban, Masih menurut para peneliti, ketika dalam posisi duduk, tubuh bagian atas korban menjadi lebih panas dibanding kakinya. Analoginya adalah seperti ketika kita menyalakan korek api. Api akan membakar kepala dan perlahan-lahan turun ke bawah. Tapi biasanya api akan mati sebelum membakar habis seluruh batang korek sehingga menyisakan sedikit batang korek bagian bawah.
Teori ini cukup masuk akal, namun permasalahannya adalah kapan tubuh manusia dapat menciptakan wick effect ini ?
Pertanyaan ini tidak dapat dijawab hingga hari ini.
Listrik Statis
Teori lain mengatakan bahwa mungkin jenis pakaian korban telah memicu timbulnya listrik statis. Seseorang yang berjalan di atas karpet dapat menciptakan aliran listrik dan voltase yang cukup untuk menciptakan percikan-percikan api.
Namun teori ini juga dibantah, karena walaupun voltase listrik yang dihasilkan cukup tinggi, energi yang tersimpan sangat rendah, biasanya kurang dari 1 joule. Ini tidak cukup untuk menciptakan api.
Psikosomatik
Sebagian korban yang ditemukan meninggal adalah mereka yang hidup sendiri atau kesepian. Jadi menurut sebagian peneliti, proses psikosomatik yang terjadi mungkin telah menimbulkan reaksi berantai dengan memproses nitrogen di dalam tubuh mereka dan menimbulkan reaksi berantai ledakan mitokondria. Teori ini juga dianggap terlalu mengada-ngada.
Gas dan listrik di dalam tubuh manusia
Dari antara semua teori yang diajukan, mungkin ini adalah teori yang paling masuk akal. Kita tahu bahwa tubuh manusia mengandung listrik dan di dalam tubuh manusia juga terdapat gas yang dapat menyalakan api. Contohnya adalah gas metana di dalam usus. Teori ini mengatakan SHC dapat terjadi ketika gas metan ini bercampur dengan listrik di dalam tubuh.
Sekali lagi, teori yang masuk akal. Namun pertanyaannya adalah, kapan listrik dan metan di dalam tubuh dapat menciptakan api. Pertanyaan ini lagi-lagi belum terjawab.
Hangus karena tertidur
Dan sekarang, inilah teori yang paling sederhana. Menurut sebagian orang, penyebab terbakarnya tubuh korban dapat disimpulkan dari ciri-ciri korban seperti yang sudah saya singgung di atas. Para korban yang ditemukan umumnya sedang merokok atau mabuk dan sendirian. Korban juga pada umumnya berusia lanjut atau memiliki kendala pada tubuh seperti cacat.
Jadi ketika mereka tertidur, rokok yang dipegang oleh mereka jatuh, membakar karpet dan akhirnya menjalar ke tubuhnya. Karena mereka memiliki kendala gerak pada tubuhnya, maka mereka tidak mampu menyelematkan diri hingga tewas di tempat. Sederhana sekali kan ?
Tapi teori ini dianggap mengabaikan fakta bahwa di tempat penemuan mayat korban, benda-benda sekitar bahkan tempat tidur atau kursi tidak ditemukan hangus sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sumber api sepertinya berasal dari dalam tubuh korban, bukan dari luar.
Kejahatan Terencana
Dan akhirnya, inilah teori yang paling sederhana diantara yang paling sederhana. Teori ini mungkin diajukan oleh peneliti yang malas berpikir. Menurut mereka, kematian korban adalah akibat kejahatan. Tubuh mereka yang hangus adalah usaha dari sang penjahat untuk menghilangkan jejak. So Lame....teori ini mengabaikan begitu banyak fakta sehingga tidak pernah dilirik oleh para peneliti yang kredibel.